Indonesia, negeri yang sangat indah. Tak ada yang menyangkal
akan keindahan Indonesia, baik dari segi alam maupun kekayaan budayanya. Namun
saat ini masih banyak yang belum kenal Indonesia, bukan saja mereka yang berada
di mancanegara, namun juga masih banyak orang-orang Indonesia yang belum
mengetahui kekayaan alam dan budaya negerinya sendiri. Salah satu cara yang
efektif untuk memperkenalkan Indonesia adalah melalui situs informasi pariwisata
Indonesia.Travel.
Ketika pertama kali saya memasuki situs ini, menurut
pendapat saya situs ini seharusnya dapat menjadi sarana memperkenalkan
Indonesia secara komprehensif, baik kepada dunia internasional maupun kepada bangsa
Indonesia sendiri. Misalnya ketika saya yang tinggal di Jakarta ingin pergi ke
Raja Ampat, idealnya saya bisa mencari informasi yang selengkap-lengkapnya dari
web ini. Atau ketika rekan saya yang tinggal di London ingin mengunjungi
Bandung, idealnya ia bisa mencari informasi dari web ini.
Namun demikian, menurut saya masih ada beberapa hal yang
perlu diperbaiki. Dari sisi desain web, Indonesia.Travel memiliki tampilan
halaman pertama yang mencoba menarik perhatian mereka yang berkunjung, dengan
menampilkan berbagai warna-warni Indonesia. Namun bagi saya, tampilan yang
seharusnya menarik ini malah menjadi terlalu “berat”. Apabila halaman pertama situs
dibuat lebih sederhana, halaman tersebut bisa dibuka lebih cepat, membuat orang
lebih cepat mendapatkan informasi. Foto yang ditampilkan juga tidak perlu
terlalu banyak, namun cukup sebagai “teaser” yang membuat pengunjung ingin memasuki
situs lebih dalam lagi. Terlalu banyak widget yang tumpang tindih di halaman
pertama membuat pengunjung agak kesulitan untuk berselancar. Saya juga
mengalami kesulitan mencari pilihan bahasa, sehingga sebaiknya pilihan bahasa
diletakkan di tempat yang mudah dilihat. Dan mengingat hari ini banyak orang
yang mengakses situs melalui mobile device (ponsel dan tablet), sebaiknya
dibuat laman khusus untuk mobile device yang lebih sederhana, sehingga lebih
mudah untuk dilihat bagi para pengguna mobile device.
Secara umum, situs ini sudah mencoba menampilkan informasi
mengenai Indonesia yang cukup komprehensif. Informasi masing-masing destinasi sebenarnya
sudah cukup lengkap, walaupun untuk beberapa destinasi wisata masih ada
informasi yang kurang to-the-point, terkesan berbelit-belit, namun tidak
detail. Saya juga banyak menemukan informasi yang kurang up-to-date, khususnya
pada laman berbahasa Inggris, seperti informasi bandara di Sumatera Utara yang
masih tertulis Polonia, masih ada Batavia Airline, dan bandara di Sorong yang sejak
tahun 2005 berganti menjadi Domine Eduard Osok, namun masih tertulis bandara
Jefman.
Saya juga menemukan informasi yang kurang lengkap untuk
destinasi-destinasi terkenal. Misalnya untuk mencapai Yogyakarta, dalam laman
berbahasa Inggris tidak disebutkan mengenai bandara internasional Adisucipto. Contoh
lainnya adalah propinsi Jawa Timur, tidak diberi keterangan bahwa entry point
untuk menuju Jawa Timur dengan pesawat bisa melalui Surabaya dan Malang.
Demikian juga untuk propinsi Papua Barat, seharusnya bisa disebutkan Sorong
sebagai salah satu pintu gerbang propinsi tersebut (di samping Manokwari),
karena jumlah penerbangan dari arah Barat menuju ke Sorong lebih banyak
dibandingkan ke Manokwari. Menurut saya sayang sekali jika info-info praktis
tersebut tidak dicantumkan, karena sebenarnya informasi tersebut dapat membuat
perjalanan wisata kita menjadi lebih praktis, lebih efisien, dan lebih nyaman.
Sebagai contoh, ketika saya mau menuju Kepulauan Raja Ampat, dari Jakarta saya
tidak perlu naik pesawat dari Jakarta ke Ambon kemudian disambung dengan
pesawat kecil dari Ambon ke Sorong, tetapi saya bisa naik Express Air yang
terbang dari Jakarta langsung ke Sorong menggunakan Boeing 737-200. Biaya tiket
pesawat saya bisa lebih hemat, dan saya tidak capek karena harus pindah-pindah
pesawat.
Banyak keterangan pada konten yang menurut saya kurang
terstruktur dan terlalu panjang, misalnya pada bagian “sekilas Indonesia” versi
bahasa Indonesia. Kemudian ada beberapa kalimat yang menurut saya sebaiknya
tidak dicantumkan, seperti ketika menyebutkan bangsa Eropa “menancapkan
pemerintahan penjajahan dan pendudukan”, apakah kalimat ini akan menarik
wisatawan Eropa untuk datang ke Indonesia? Kemudian ada beberapa hal yang
menurut saya masih salah tempat, seperti di bagian “Iklim”, seharusnya tidak
perlu dituliskan “Pastikan kunjungan Anda tidak bertepatan dengan hari libur
seperti Idul Fitri”, karena hal tersebut tidak relevan dengan iklim. Informasi seperti
ini tentunya lebih cocok apabila diletakkan di bagian “Tips”.
Ada juga konten-konten yang bisa digabungkan, misalnya “Tips”
dan “Do and Don’t”, dan dibuat baik dalam versi bahasa Inggris maupun bahasa
Indonesia. Mengapa Do and Don’t dalam bahasa Indonesia masih diperlukan?
Menurut saya, masih banyak wisatawan Indonesia yang belum tahu anjuran atau
larangan yang berlaku di beberapa tempat wisata, seperti misalnya wanita yang
sedang berhalangan tidak dianjurkan untuk melihat-lihat ke dalam pura atau
tempat yang dianggap suci di Bali. Atau bagi wanita yang akan mengunjungi
mesjid untuk melihat-lihat, dianjurkan untuk mengenakan kerudung.
Saat saya memasuki laman “Trip Planner”, sayang sekali,
halaman ini tampaknya tidak pernah diupdate. Fasilitas ini sebenarnya bisa
sangat membantu, khususnya bagi para wisatawan yang tidak ingin repot
merencanakan perjalanannya sendiri, atau mereka yang membutuhkan informasi
tambahan mengenai transportasi dan akomodasi. Laman ini sebenarnya bisa
dilengkapi dengan link website perusahaan yang terkait perjalanan wisata,
seperti agen perjalanan, perusahaan penerbangan, kereta api, hotel, dan lain
sebagainya.
Untuk Events, wisatawan tentunya tidak ingin menghadiri
meeting atau seminar pariwisata. Kami sebagai wisatawan lebih berminat
mengunjungi event-event yang unik, misalnya Bau Nyale di Lombok, Jember Fashion
Carnaval, Festival Khatulistiwa di Pontianak, atau Sail Komodo. Seharusnya
informasi event pariwisata seperti ini bisa lebih menonjol, sekaligus menarik
minat wisatawan untuk hadir. Demikian juga dengan News, wisatawan umumnya lebih
tertarik jika berita yang diperoleh adalah mengenai kegiatan pariwisata yang
baru saja terjadi, dibandingkan berita tentang seminar pariwisata atau event
kenegaraan yang tidak melibatkan wisatawan.
Salah satu hal yang membuat web Indonesia.Travel bisa lebih
menarik adalah dengan memuat travel story yang ditulis oleh para wisatawan. Hal
ini sudah dilakukan oleh beberapa portal pariwisata, seperti Detik Ttravel, Adira
Faces of Indonesia, dan Citilink Story. Saya melihat laman ini sudah disiapkan,
namun saya tidak bisa menemukan link untuk membaca travel story yang sudah
dimuat. Travel story bisa menjadi sarana interaktif antara web Indonesia.Travel
dengan para kontributornya, sekaligus menarik minat orang untuk berkunjung ke
web tersebut. Bagi wisatawan, travel story seperti menjadi testimoni mengenai apa
yang dialami atau dirasakan selama berada di tempat wisata. Untuk mengumpulkan
travel story tersebut, bisa dilakukan dengan membuat kuis atau event, seperti
yang telah dilakukan oleh banyak komunitas.
Dari hasil pengamatan saya, saya mengambil kesimpulan bahwa
web Indonesia.Travel masih memiliki potensi untuk dikembangkan. Banyak hal yang
bisa diperbaiki dan ditingkatkan, termasuk di antaranya memberikan informasi
destinasi wisata yang komprehensif, namun to-the-point dan up-to-date. Selain
itu masih banyak potensi yang bisa dikembangkan dalam membuat web ini bisa
lebih interaktif, misalnya dengan mengadakan lomba travel story, lomba foto, atau kuis-kuis singkat tentang destinasi wisata Indonesia.
Referensi:
No comments:
Post a Comment