Setelah agak lama menunggu, akhirnya sarana transport yang mengangkut saya dan beberapa peserta paket hemat ini tiba, dan langsung mengangkut kami menuju Kompleks Kraton Ratu Boko. Ternyata perjalanan Prambanan-Ratu Boko tidak sedekat yang saya bayangkan. Dan yang lebih seru lagi, jalan masuk ke kompleks Ratu Boko ternyata sempit dan menanjak! Wah wah wah... sudah betul keputusan saya untuk beli paket hemat ini, mobil-mobil mereka semua bermesin diesel, kalau pakai Avanza bensin, jangan-jangan nanti ada acara dorong-mendorong untuk sampai ke tempat parkir! (Ehm, kayanya lebay deh...)
Setibanya di Kompleks Kraton Ratu Boko, eh, belum, setibanya di kantor pengelola kompleks Kraton Ratu Boko, saya tidak langsung masuk ke area candi, melainkan menarik nafas terlebih dahulu sambil menikmati pemandangan di plaza yang disediakan. Pelataran tersebut menghadap ke arah Candi Prambanan, jadi saya bisa melihat pemandangan Candi Prambanan di sisi Kali Opak, sambil membayangkan barangkali raja yang dulu bertahta di kompleks keraton ini melihat pemandangan yang serupa (tentunya tanpa rumah-rumah penduduk dan jalan raya...). Kalau cuaca cerah, kita bisa melihat Gunung Merapi di kejauhan, ah, so romantic...
Pemandangan Candi Prambanan dari Plaza Keraton Ratu Boko |
Akhirnya, setelah mengumpulkan kekuatan, saya mulai melangkahkan kaki memasuki Kompleks Keraton Ratu Boko. Ternyata... jarak dari loket sampai ke bangunan pertama jauh banget! Akhirnya dengan ngos-ngosan, saya tiba di gerbang pertama Keraton Ratu Boko. Begitu melihat kemegahan bangunan gerbang tersebut, ngos-ngosannya langsung sirna seketika... Tak terbayangkan, di masa lalu, dengan teknologi yang (supposed to be) masih sederhana, nenek moyang kita sudah mampu membuat bangunan di puncak bukit seperti ini. Setelah gerbang pertama, masih ada gerbang kedua, yang lebih besar daripada gerbang pertama. Pengennya sih ngambil foto yang perfect (yang bangunannya aja), apa daya, ada orang pacaran sambil duduk di gerbang tersebut, sehingga saya harus mencari angle yang perfect supaya dua "nyamuk" itu tidak muncul di foto saya...
Gerbang Keraton Ratu Boko (tanpa "2 nyamuk") |
Setelah mengambil foto, saya melangkahkan kaki masuk ke dalam kompleks candi. Di sisi kiri sebelah bawah terdapat bangunan Candi Batu Putih, karena pondasinya terbuat dari batu putih. Niatnya sih pengen lihat lebih dekat, tapi melihat 5 ekor kambing sedang bercengkrama di bangunan tersebut, ga jadi aja deh... ga sebanding sama resikonya...
Kambing-kambing yang sedang leyeh-leyeh di Candi Batu Putih |
Akhirnya, saya sampai di tempat yang tampaknya merupakan alun-alun. Di sisi kiri terdapat tanah yang lebih tinggi, dan di atasnya ada candi pembakaran jenazah. Sayang, candinya sedang direnovasi, jadi saya kembali mengurungkan niat untuk melihat lebih dekat. Saya menyeberangi alun-alun dan menuju situs candi yang lain. O ya, walaupun kompleks ini sudah dikelola oleh pengelola Borobudur Park, tapi di dalam masih ditemukan penduduk yang berjualan minuman, baik penjual keliling maupun warung. Tapi mengingat kompleks ini sangat luas dan terbuka, rasanya memang perlu ada para penjual minum ini. Yang nggak nahan sebenarnya bukan para pedagang minuman, tapi kambing-kambing yang pada merumput di situs ini, duh... paling takut kalau tiba-tiba kambingnya lari terus menyeruduk, males banget deh...
Karena waktu terbatas, dan saya masih ingin mengunjungi candi Prambanan sebelum tutup, setelah melihat Kaputren dan Paseban saya kembali menuju pintu masuk. Wah, padahal masih ada Gua Lanang dan Gua Wadon yang konon ada simbol lingga dan yoni-nya... next time harus balik ke sini lagi kayanya... Dan akhirnya, saya kembali meluncur menggunakan transportasi yang disediakan pengelola menuju ke kompleks Candi Prambanan.
Di kompleks Candi Prambanan, wisata jalan kaki kembali dilanjutkan. Ketika melangkan menuju Candi Prambanan, saya baru "donk", ternyata dari tadi ada pengumuman mengenai candi-candi yang berada di bawah pengelolaan Kompleks Candi Prambanan. Jadi di kompleks ini ada 4 candi : Candi Prambanan, Candi Lumbung, Candi Bubrah dan Candi Sewu. Candi Prambanan dibuat oleh Rakai Pikatan dari kerajaan Mataram Kuno dan merupakan candi Hindu. Uniknya, 3 candi yang lain (Lumbung, Bubrah, Sewu) adalah candi Buddha. Ini mencerminkan bahwa di masa lalu sudah terwujud kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Candi Prambanan |
Sesampainya di Candi Prambanan, ternyata saya harus kecewa. Bukan kecewa karena sulit mendapat spot foto yang sempurna (saking banyaknya pengunjung, bahkan ada turis Jepang yang sangat excited di depan arca Nandi di dalam candi Wahana, dia terus bertanya kepada guide yang mendampingi, sementara teman-temannya sudah pindah ke lain candi), tapi karena beberapa candi tidak bisa dimasuki, karena sedang proses renovasi akibat gempa Yogyakarta tahun 2006 (so sad....). Salah satu candi yang tidak bisa dimasuki adalah candi Siwa, padahal arca Durga yang lebih dikenal sebagai arca Roro Jonggrang yang tersohor itu ada di dalamnya, hiks...
Matahari yang nyaris terbenam di balik salah satu candi |
Ketika saya keluar dari Candi Prambanan, jam tangan saya sudah menunjukkan pukul 16.30, 30 menit sebelum waktu tutup. Yah, tampaknya 3 candi yang lain masih harus menunggu lain waktu... Tadinya mau mengejar kereta kelinci yang keliling, apa daya ketinggalan kereta. Jadi, setelah berjalan kaki agak jauh, akhirnya saya sampai juga ke Candi Lumbung. Namanya sudah sore, candi Lumbungnya sepiiii banget, apalagi dengan banyak batang-batang bambu untuk perbaikan, membuat penampakannya terlihat mengenaskan.
Candi Lumbung yang sedang direnovasi |
Dalam perjalanan menuju pintu keluar, saya masuk ke museum Arkeologi. Museum ini merupakan museum pendukung Kompleks Candi Prambanan, dan berisi penemuan arca di situs-situs sekitar candi. Di bagian akhir museum, dijelaskan sejarah penemuan dan restorasi candi Prambanan. Rupanya pekerjaan restorasi ini sudah dimulai sejak jaman kolonial Belanda, karena beberapa lukisan menunjukkan proses restorasi candi yang cantik ini. Ah, kapan-kapan saya harus kembali kemari lagi...
Arca Ganesha di Museum Arkeologi Prambanan |
No comments:
Post a Comment