Monday, October 30, 2006

Lebaran di Ancol

Lebaran di Ancol? Pasti udah pada liat fotonya di koran. Penuh banget!! (mungkin lebih penuh daripada cendol ato es campur...) Mulai dari mereka yang naik kendaraan umum, sampai mereka-mereka yang "mengungsi" ke hotel karena ditinggal mudik para pramuwisma. Wahana yang paling banyak diminati : "wahana antrian", karena di mana-mana ada antrian, mulai dari pintu masuk Ancol, di dalam Ancol, bahkan sampai di lobby hotel pun penuh dengan antrian. Anyway, salut untuk pengelola Ancol Bay City, karena dalam kondisi yang sangat penuh (koran Kompas bahkan menyebutkan bahwa pada weekend setelah Lebaran, jumlah pengunjung mencapai 300 ribu!), mereka masih berusaha menjaga kelancaran lalu lintas di dalam kompleks Ancol.
Berikut ini beberapa "oleh-oleh" dari Ancol :


Baby Dugong di Sea World lagi menghisap jempol


Ikan Purba (looks like alien from Star Trek!)


Sebastian, the lost crab from Little Mermaid ("adopted" from Sea World Ancol)


Alamak, penuhnya.... nyaris tak tersisa....

Monday, October 16, 2006

Kantor Pertamina KEBAKARAN!!

Senin pagi (16/10/06), kami menerima SMS yang sangat mengejutkan : Kantor Pusat Pertamina KEBAKARAN!! OMG.... Terus kita ngecek di Metro TV, katanya yang kebakaran lantai 19-20, lah, itu khan kantornya Direksi... Akhirnya pagi-pagi kami melewati daerah Gambir (yang pada jam 07.30 ternyata tidak semacet yang dibayangkan), apinya masih keliatan di sisi utara gedung (yang mana menurut saksi mata yang dapat dipercaya, jam 08.00 api mulai terlihat menjalar di sisi selatan gedung). Di kantor, berita tentang kantor pusat Pertamina yang kebakaran terus dimonitor, mulai dari jam 10.40 katanya api mulai padam, tapi jam 11.00 ada api menyala lagi. Untungnya berita jam 12.00 menyatakan bahwa api dapat dipadamkan seluruhnya.
Di bawah ini adalah 2 foto kondisi gedung Pertamina pada hari Senin pagi jam 07.30, diambil dari dalam mobil. Hiks....

Saturday, August 05, 2006

Bekerja Dengan Cinta

Saat ini aku sedang duduk di gerbong kereta yang membawaku menuju tanah kelahiranku. Beberapa hari yang lalu, aku masih berkutat dengan teman-temanku di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, menyelesaikan sebuah pekerjaan yang sangat menantang. Tanpa terasa, sudah lebih dari sebulan kami jungkir-balik menyelesaikan pekerjaan ini, dengan penuh suka duka, dalam canda dan air mata. Aku merenungi kembali masa-masa itu, sungguh tak kukira, bahwa kami memiliki tekad yang sama : menyelesaikan pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya, dengan penuh totalitas, demi sesuatu yang lebih berharga daripada materi, yaitu nama baik. Sayup-sayup di headsetku terdengar lantunan merdu...

"Bekerja dengan cinta, bagai sang pencipta
Membentuk citra insaninya..."

Aku tersentak. Ah, apakah ini yang sesungguhnya pantas disebut sebagai "Bekerja dengan Cinta"? Bekerja dengan mencurahkan segala perasaan dan penuh totalitas untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan sebaik-baiknya?

Deru roda kereta semakin kencang. Terik matahari semakin menerpa kaca jendela gerbong kereta. Aku merenung kembali, mengingat apa yang pernah dilontarkan temanku tentang "Bekerja dengan Cinta", bahwa "Bekerja dengan Cinta" itu adalah bekerja untuk seseorang yang semata-mata dilandasi oleh cinta kita pada orang itu. Namun aku melihat hasil pekerjaannya tidak menunjukkan suatu kualitas seperti yang dapat dicapai bila pekerjaan itu dilakukan dengan sepenuh hati. Apakah "cinta" yang dimaksud hanya sedangkal itu?

Kumengingat kata Sang Pujangga :
"Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu? Bagaikan menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmu yang akan mengenakannya nanti."

Ah! Sang Pujangga telah menyiratkan, bahwa bekerja dengan rasa cinta itu adalah mencurahkan segala perasaan dengan penuh totalitas, sehingga akan menghasilkan suatu mahakarya yang sempurna.

Dan kemarin itu, setelah segala daya upaya tercurah, setelah segala rasa tertumpah, setelah pada akhirnya semua totalitas itu dituangkan menjadi suatu hasil karya, barulah aku sadar, mungkin inikah yang disebut dengan "Bekerja dengan Cinta"...

Bunyi peluit kereta api menyadarkanku dari lamunan, ah, ternyata kami sedang berhenti di sebuah stasiun, menunggu giliran lewat. Tanpa sadar, kaset di walkmanku sudah mencapai akhir. Aku membalik kaset di walkmanku, dan terdengarlah lantunan merdu : "Bulan merah jambu...."

Posting ini dipersembahkan bagi sahabat-sahabat terdekatku yang telah memberiku inspirasi dalam memaknai "Bekerja dengan Cinta".

Monday, July 31, 2006

Gift from Garuda Indonesia

Bulan Juli yang lalu aku dapet "rejeki" dari Garuda. They upgraded my flight seat from Economy to Executive Class! Dan kejadian ini bukan cuman terjadi 1x, tapi 2x. K'lo bayar sendiri, mana mungkin diriku duduk di Executive Class (kecuali kepepet, tentu saja), apalagi untuk penerbangan dengan durasi kurang dari 1 jam, belum sempat menikmati indulgence di Executive Class, pesawatnya udah keburu turun...

Kejadian pertama, penerbangan Semarang-Jakarta tanggal 9 Juli 2006 jam 18.10. Hari itu sebenarnya sudah diwarnai dengan berbagai ketidaknyamanan di bandara A. Yani Semarang. Mulai dari bandara yang lagi direnovasi, nyaris ditolak masuk Exec Lounge yang dijaga oleh penjaga pintu yang amat sangat tidak kooperatif (padahal untuk penumpang Garuda dan pemegang Gold Credit Card, sebenarnya bisa langsung masuk ke Garuda Lounge!), ditambah ternyata pesawatnya delay 30 menit. Sempet ngobrol sama seorang Ibu di Garuda Lounge, bahwa beda antara Economy dan Executive Class itu cuman handuk panas dan jus jeruk, dan berhubung si Ibu duduk di Executive Class dan suaminya duduk di Economy, beliau berjanji akan membelikan jus jeruk sebotol untuk suaminya sebagai kompensasi. :) Lah kok tiba-tiba pada waktu boarding ujug-ujug boarding passku ditukar dan aku disuruh duduk di Executive Class.... Sempet terkejut-kejut, gak percaya dan bolak-balik nanya ama ground crew-nya Garuda, apa yang sebenarnya terjadi? Katanya sih karena pesan tiketnya dengan Garuda Frequent Flyer. Ohh... Jadilah diriku menikmati jus jeruk dan handuk panas seharga Rp 250 rebong, for free (of course!).

Kejadian kedua, penerbangan Jakarta-Solo tanggal 27 Juli 2006 jam 09.30. Semalam sebelumnya, karena Eyang di Solo meninggal dan kami harus terbang ke Solo, kami sudah booking 2 tiket Ekonomi (yang mana itu 2 seat terakhir!). Ceritanya kami sudah mengenyangkan diri di Exec Lounge (siap-siap untuk tidak makan siang, karena kami harus menghadiri pemakaman Eyang). Lah kok pas boarding, ujug-ujug ground crew-nya bilang bahwa tiketku diupgrade ke Executive Class! Ohh... rejeki nomplok lagi. Ya sudah, akhirnya diriku dan adekku menikmati (kembali) indulgence di Executive Class. Hmmm... yummy...

Thursday, June 29, 2006

Gado-Gado Semarangan

Bulan lalu, perusahaanku menyelenggarakan training di Semarang, dan mengirim aku untuk dinas ke Semarang. This is my little thought about Semarang....

Untuk sebuah Ibu Kota Propinsi, Semarang terlalu sepi. But it's a nice and unique city. Buat orang yang senang ketenangan, Semarang cocok banget untuk tempat tinggal. Suasana Semarang mengingatkanku pada Bandung di tahun 1980-an, di mana kontur kota berbentuk pegunungan dengan lalu lintas tidak terlalu ramai (please note : Bandung mah sekarang sudah *terlalu* ramai!). Kontur Semarang menjadi unik, karena Semarang terletak di tepi pantai, namun sebagian kota Semarang terletak di daerah pegunungan. Saking sepinya, pusat perbelanjaan di Semarang pun gak terlalu banyak (dan yang *agak* menyedihkan : suplai kelengkapan komputer ternyata susah dicari di Semarang, hiks....).

Di Semarang ternyata gak banyak tempat wisata, yang menjadikan salah satu kendala kami dalam menentukan tempat tujuan wisata buat peserta training. Pusyiiiing..... Pilihan yang ada cuma gedung Lawang Sewu (yang konon merupakan the most haunted building di Semarang), taman Maerokoco (yang udah sepiiii banget), museum Ronggowarsito, dan wisata budaya klenteng Sam Po Kong (seperti yang terlihat di gambar sebelah kiri, foto ini diambil tahun 2005, saat persiapan menjelang festival 600 tahun pelayaran Cheng Ho keliling dunia), yang k'lo kita masuk ke dalamnya, serasa berada di Cina (padahal kuil di Cina ternyata nggak seperti ini loh...). Jadinya kalau mau piknik, kita terpaksa harus mencari ke arah Ungaran, atau ke arah Demak.

Anyway, tapi asik juga sih berlibur, eh, berdinas ke Semarang, soalnya di sana jarang banget ketemu sama yang namanya macet.... :)

Sunday, May 28, 2006

Media oh Media...

Kadang-kadang aku heran, kenapa semakin hari, pemberitaan di koran semakin "tidak beretika" (but maybe that's only my opinion!), dan bahkan cenderung membesar-besarkan berita yang sebenarnya. Mulai dari kasus sampah di Bandung, sampai penanganan tragedi gempa tektonik di Yogyakarta. Of course, kita gak bisa menutup mata dengan kenyataan bahwa sampah di Bandung memang tidak ditangani secara benar, atau penanganan korban bencana gempa di Yogya berjalan lambat. Tapi pemberitaan yang mengesankan seolah-olah seluruh kota Bandung penuh dengan sampah (yang mana sampah sebenarnya terkonsentrasi dalam jumlah besar di titik-titik tertentu), atau seolah-olah pemerintah tidak mengambil tindakan apa pun dalam menangani korban bencana gempa Yogya (tentunya penanganan bencana sebesar ini harus direncanakan dan di-manage dengan seksama, supaya bantuan betul-betul sampai kepada yang membutuhkan), terkadang disampaikan terlalu berlebihan (belum lagi wawancara dengan orang-orang yang hanya bisa NATO : no action talk only). I wonder, betulkah jurnalistik sudah tidak punya etika lagi?

Sunday, May 21, 2006

Bandung oh Bandung...

This afternoon I've returned from Bandung to Jakarta. Yesterday I made a trip to Pasar Baru and Alun-Alun Bandung, to visit my favorite handicraft supply stores.

First stop is at Dunia Baru, which I used to buy cute buttons and cords. Sad to say, the buttons sold there are not as cute as they used to sell couple of years ago. I saw some beads, hmmm.. that's give me inspiration to try some new craft in beads jewelry! So I bought some, and as soon as I finish the jewelry, I'll publish it. :)

Next stop was handicraft store in front of Toko Jopankar. I think it's the most complete handicraft store in Bandung, but unfortunately, I didn't need anything at the moment, so I just bought a bunch of acrylic wool. One of the shopkeepers still recognized me (although I haven't been there for 3 years!). If you have a handicraft hobby, and you stay in Bandung, you better take a look at this store.

Alun-Alun Bandung is a nice place for "economic" shopping. You just need one stop shopping there and you can get all the things you need!

Wednesday, April 26, 2006

Fire Drill!!!!

Today me and my friends went to Pelita Air Services headquarter to discuss about training program to be. While waiting in their office, the alarm is start to sound. Oh my God, are we on fire?! The person whom we met said it just a fire drill. Fyuh.... But after few minutes, he requested us to participate the drill, and run through the stair! So, as good visitors, we participated the drill, and follow the employees to assembly area. Hehehe.... I think it's a good drill, because they used real fire, real fire engine, real firemen, and all the employees and visitor should follow the drill. Thanks God it's only a drill...

Monday, April 24, 2006

New Craft Workshop


I just start my (commercial) craft publication, find it on L'atelier d'Arin. Oh, and please meet Arthur, one of my favorite craft model. :)

Sunday, April 16, 2006

My Recent Craft

Recent Project

Finally, I've finished (another) ready-to-stitch with Bearylinn Monroe. She's a cute lady bear, isn't she? Actually I plan to make this bag as a gift to a friend, but unfortunately the zipper is not working appropriately, so I decide to give my friend another gift, and this bag become one of my properties. :)



Eeyore oh Eeyore!!
Here is another Eeyores formation : the tower. Watchout Eeyore, you're climbing too high!

Tuesday, April 11, 2006

First Posting

Akhirnya...... gue "terpaksa" bikin blog juga. Masih belum tahu, nih, mau diisi apa. Mungkin diisi tentang Eeyore aja kali yaa..... :-)