K'lo kita lagi nungguin pesawat mau berangkat ato ngejemput orang, k'lo dah delay, biar kata cuman 30 menit, rasanya bisa jadi sangat menyebalkan. K'lo delaynya karena cuaca, oke lah... gak ada penerbangan yang kebal ama cuaca buruk, bahkan airline-airline "jagoan" pun harus ngalah ama cuaca buruk. Ato k'lo ada kendala teknis, dan diumumkan secara jelas, kita sebagai penumpang mungkin ngomel, tapi rasanya kita bisa terima alasannya, daripada tiba-tiba terjadi hal-hal yang tidak diinginkan waktu terbang... Yang bikin sebal kan kalau penyebab delaynya gak jelas, seperti yang pernah kualamin di Pontianak, naik Batavia Air kena delay hampir 5 jam, yang 3 jam jelas karena cuaca buruk, tapi yang 2 jam karena ketidakjelasan yang tidak pernah ada penjelasannya...
Tapi rupanya ada penyebab delay yang sangat tidak terduga, dan ternyata bisa saja terjadi, seperti kejadian berikut ini :
Seminggu setelah "Mendadak Dinas" ke Singapore, aku kembali ke Singapore, kali ini memang terencana, bawa serombongan peserta tour yang mau jalan-jalan. Karena satu dan lain hal, terjadi kekisruhan dalam pemesanan tiket dan hotel, jadilah kita terbang ke Singapore naik Lion Air! Wow! Tapi boleh juga dicoba... kalau nggak pernah nyoba, kan gak akan pernah tahu... Sehari sebelum berangkat, aku sempat menelfon ke Lion, pengen tahu ada service apa aja di atas pesawat. Ternyata... gak ada bedanya antara penerbangan domestik dan internasional Lion Air
: sama-sama cuman ngasih aqua gelas! Dan yang sempet bikin rada sebel, kalau di penerbangan internasional dengan airline lain, sebelum mendarat di bandara tujuan mereka membagikan kartu imigrasi. Pas kemaren mau mendarat di Changi, aku baru sadar, kok kartu imigrasi Singapore-nya belum dapat. Pas nanya sama pramugarinya, eh, katanya dah dibagikan di belakang, dan abis.... hu-uh... masa' sih bisa kehabisan??? Ngerepotin penumpang ajah... kan jadi gak bisa ngisi di atas pesawat, padahal lumayan lho k'lo ngisi kartu imigrasi di atas pesawat, bisa mengurangi waktu di "wahana antrian" Imigrasi.
Pas mau pulang ke Jakarta, naik Lion Air lagi. Waktu masuk ruang tunggu (tepatnya aku lagi ngantri untuk diperiksa boarding passnya), tiba-tiba terlihat sedikit keributan di dalam ruang tunggu, sampe' ada yang berantem-berantem segala (sampai sekuriti bandara Changi di ruang tunggu dah teriak-teriak minta tolong ama temennya di luar). Setelah aku nanya sama temen-temen yang udah di ruang tunggu, katanya sih ada penumpang yang hiperaktif (kebetulan perempuan), terus ribut dan berkelahi ama kakaknya sendiri. Ohhh... family matter... Ibu-ibu yang ngantri pemeriksaan boarding pass di belakangku dah sempet komentar : nanti kalau dia kumat di atas pesawat, gimana ya? Wah, bener juga yaaa... Kita sempet liat petugas bandaranya berdiskusi, tapi kita juga gak tahu apa kesimpulannya.
Begitu dipanggil untuk boarding, everybody was very happy to go home. Semua udah duduk di kursinya masing-masing. Boardingnya cukup cepat, jadi sebenarnya kita bisa berangkat on-time. Pas pesawat udah lepas dari garbarata dan mundur untuk siap-siap ke taxi way, waktu mbak pramugarinya lagi ngecek para penumpang yang seharusnya semua sudah duduk dan mengenakan seat belt, tiba-tiba si Ms. Hiperaktif itu berdiri, dan mulai memukul-mukul penumpang di sebelahnya! Oooo... kejadian... Si mbak pramugari sebenarnya sudah mencoba menenangkan Ms. Hiperaktif, tapi gak bisa. Akhirnya dia lapor sama pilot-nya, dan kemudian kita kembali ke apron, terus membuka pintu pesawat dan pasang garbarata lagi... Waktu itu terasa banget, semua penumpang pada tegang dan gelisah, karena nggak kebayang bagaimana penyelesaianya masalahnya, sementara kita juga nggak bisa donk ditahan terlalu lama... Gak lama, ada petugas bandara yang naik, tapi masalah masih belum teratasi, malah Ms. Hiperaktif makin parah, karena semakin banyak penumpang yang dia pukul-pukul. Setelah itu ada petugas sekuriti bandara, dia mencoba menyuruh Ms. Hiperaktif untuk turun pesawat, tapi masih tetep ngotot gak mau turun. Akhirnya petugas sekuriti memaksa Ms. Hiperaktif untuk turun dengan cara mengambil tasnya, dan doi akhirnya jalan keluar pesawat, tadinya masih sambil marah-marah. Di bagian depan, Ms. Hiperaktif ketemu sama salah satu peserta rombonganku, nggak tahu dibacain apa, tiba-tiba Ms. Hiperaktif lemas, terus akhirnya digotong keluar pesawat, dan gak lama kemudian pramugari mengambil barang-barangnya dan dibawa keluar pesawat. Baru setelah itu pintu pesawat ditutup, pesawat keluar apron, melewati taxi way, dan akhirnya take-off menuju Cengkareng (finally...) Kejadian ini berlangsung agak lama juga, ada sekitar 30 menit atau lebih, bahkan sampai pesawat Garuda yang harusnya berangkat 20 menit lebih belakangan dari Lion Air bisa berangkat duluan. Baru kali ini aku mengalami pesawat didelay bukan karena cuaca atau masalah teknis, tapi masalah yang bener-bener non-teknis...Dan kita semua mengakui, keputusan pilot untuk kembali ke apron dan menurunkan penumpang bermasalah itu adalah keputusan yang benar.
Jadi, lain kali kalau menemukan pesawat delay, tanya dulu, adakah sebuah kejadian luar biasa terjadi di atas pesawat?
1 comment:
Ternyata... hari ini aku baca koran Kompas, ada pesawat tujuan Dhaka dari Kuala Lumpur terpaksa mendarat darurat di Bangkok, karena ada 2 orang penumpangnya yang berkelahi... alamak...
Post a Comment