Tanggal 21 Februari 2011 yang lalu, saya berkesempatan (lagi) untuk ikut kursus Mbatik Yuuk yang diberikan oleh ibu Indra Tjahjani. Kali ini temanya lain dari yang lain : membatik dengan cap. Duh, jadi penasaran...
Sebelum acara cap-capan dimulai, bu Indra kembali memberikan sedikit presentasi tentang batik, apa yang dimaksud dengan "batik", dan jenis-jenis batik yang populer serta maknanya. Ternyata, batik cap masih bisa dikategorikan "batik", karena walaupun tidak menggunakan canting, namun proses pembuatannya kurang lebih sama seperti batik tulis : malam diletakkan membentuk pola di atas kain-kain diberi warna-malamnya di"lorot" (tepatnya dilarutkan dengan air panas), and... voila! Jadilah batik cap!
Selesai presentasi, mulailah kami bereksperimen dengan cetakan batik cap. Pas liat mas-mas yang memperagakan, kok kayanya gampang ya... begitu mencoba sendiri, haduh, ternyata cetakannya panas, euy... mana kalau malamnya kebanyakan, langsung membentuk "noda-noda yang tak diinginkan". Tapi itu tidak mengurangi semangat para peserta untuk mencoba men-cap-kan malam di atas kainnya masing-masing. Setelah acara cap-capan selesai, kainnya masih boleh dihias menggunakan canting atau parafin, sebelum kemudian diberi pewarna. Pas dikasih pewarna terus malamnya dilorot, eh, lumayan juga hasilnya, hehehe...
Lagi-lagi, setelah merasakan sendiri bagaimana (susahnya) membuat batik cap, kembali saya harus menyampaikan rasa kagum kepada bapak-bapak pengrajin batik cap. Cetakan yang mereka pakai jauh lebih besar dari yang kami gunakan saat kursus (dan tentunya lebih berat), namun mereka bisa membatik dengan cepat dan rapih, luar biasa khan? Kesimpulan dari workshop ini adalah : mari kita semakin menghargai hasil karya para pengrajin batik!
No comments:
Post a Comment