Setelah sekian lama ditawari untuk ikut kursus mBatik (dan tiap kali tidak jadi ikut karena alasan kesibukan... alasan yang klise, tapi unfortunately itu adalah fakta...), akhirnya tanggal 6 Desember 2009 kemarin saya berkesempatan untuk ikut kursus Mbatik Yuuk yang diberikan oleh ibu Indra Tjahjani.
Dari segi teori, sebelum ikut kursus, saya cukup tahu proses pembuatan batik secara tradisional, mulai dari mencuci kain-pemberian malam-pewarnaan-dijemur-malamnya dikerok-diberi malam lagi-diwarnai lagi-dijemur lagi-malamnya dikerok lagi-dst. Kemudian untuk jenis-jenis batik, saya juga cukup familiar, mengingat keluarga kami adalah penggemar batik.
Namun dengan ikut kursus ini, saya merasakan banyak manfaat, selain kita bisa mendapat tambahan pengetahuan tentang batik, tujuan utamanya adalah merasakan sendiri bagaimana menggunakan canting untuk membubuhi malam pada pola di kain, kemudian melihat proses pewarnaan, dan diperoleh hasil akhir berupa kain yang jadi batik.
Sebelum workshop dimulai, bu Indra memberikan sedikit presentasi tentang batik, apa yang dimaksud dengan "batik". Jadi yang namanya "batik" itu sebenarnya bukan sekedar motifnya, tapi juga proses pembuatannya. Namun dengan perkembangan jaman, ditemukan inovasi baru, dan tidak hanya motifnya yang berkembang, namun proses pembuatannya pun dimodifikasi, membuat batik dapat dikenakan oleh berbagai kalangan. Selain itu, proses membatik juga bisa dijadikan sebagai proses "meditasi", di mana untuk dapat menghasilkan karya yang baik diperlukan ketenangan dan konsentrasi.
Setelah selesai presentasi, maka workshop dimulai. Peserta membatik di atas kain yang sudah diberi pola oleh bu Indra dan tim. Kalo liat teorinya, kaya'nya gampang aja membubuhkan malam di atas kain. Ternyata sama sekali tidak... memakai canting itu ternyata perlu kesabaran, ketelatenan dan kemahiran. Soalnya, salah sedikit, garisnya nggak rata. Miring sedikit, malamnya netes ke kain, menodai pola yang indah! (Huaaa!!) Belum lagi kalau secara tidak sengaja malamnya terciprat ke tangan, wah, panas euy. But it was fun... really fun... apalagi setelah diberi warna dan terlihat hasil akhirnya, waaa... gak nyangka ya... gue bisa membatik... (tapi soal skill sih pasti masih kalah jauh sama para pengrajin tradisional, bayangkan saat mereka membuat batik tulis motif truntum, kaya' apa ya...).
Setelah merasakan sendiri proses membatik yang baik dan benar, saya semakin sadar bahwa betapa sulitnya menghasilkan batik yang sangat halus dengan motif yang indah. Untuk itu mari kita menghargai para pengrajin batik tulis, betapa mereka sangat ahli dan telaten untuk dapat menghasilkan sebuah kain batik yang indah.
No comments:
Post a Comment