Pertama kali lihat dan beli novel Rahasia Meede karya ES Ito di toko buku, sebenernya sekedar iseng-iseng aja, lebih terdorong karena diriku adalah penggemar sejarah Indonesia (walaupun masih di bawah taraf amatir...) yang penasaran, bagaimana VOC, yang sudah bubar sejak 1799, bisa meninggalkan harta karun di Indonesia? (even itu cuman sebuah novel, tapi seru juga membayangkan seandainya VOC benar-benar meninggalkan harta karun di negeri tercinta ini, hehehe).
Begitu tiba di rumah dan bokap melihat novelnya (yang mana bokap adalah penggemar novel-novel terkait sejarah, terutama serial dari Langit Kresna Haryadi), reaksi pertama beliau adalah, "Eh, Bapak baca dulu ya...." OK... gak pa-pa, mudah-mudahan dalam 3 hari novelnya selesai dibaca, en tokh pada waktu itu diriku belum punya waktu untuk membaca. 3 hari jadi 1 minggu, 1 minggu jadi 2 minggu, barulah novel itu kembali padaku. Kok lama ya? Kata bokap, ceritanya seru, makanya nggak kelar-kelar. Waduh, padahal k'lo bokap bilang ceritanya seru... berarti itu seru beneran. Hmmm.... makin penasaran neh...
Akhirnya.... aku berkesempatan membaca novel itu. Halaman pertama, kedua, bab satu, bab dua... dalam waktu semalam novel itu kulalap habis, saking penasarannya. Benar, ceritanya seru banget... Yang membuat ketegangan dalam cerita itu makin seru adalah karena settingnya sangat dekat dengan keseharian kita, yaitu di bumi tercinta Indonesia, terutama di sekitar Jakarta. Banyak hal yang diceritakan dalam novel itu adalah cerminan dari realita yang terjadi di keseharian kita juga. Terlebih lagi, banyak detail-detail dalam novel yang terkait sejarah Indonesia yang membuat kita berpikir, apakah detail ini merupakan fakta atau bukan. Mungkin bisa dibilang bahwa novel ini adalah The Da Vinci Code versi VOC.
Jadi, sementara besok aku mau jalan-jalan mengelilingi Kota Tua Batavia bersama Sahabat Museum (untuk melihat lokasi novel Rahasia Meede sambil mencari terowongan yang ke arah Monas, hmmm.... :P), bokap mulai membaca novel ES Ito yang berjudul Negara Kelima (which is ternyata ini justru novel pertamanya ya?). Hmm... jadi ikutan penasaran, tapi kembali diriku harus sabar menunggu bokap selesai baca.... :-)
Begitu tiba di rumah dan bokap melihat novelnya (yang mana bokap adalah penggemar novel-novel terkait sejarah, terutama serial dari Langit Kresna Haryadi), reaksi pertama beliau adalah, "Eh, Bapak baca dulu ya...." OK... gak pa-pa, mudah-mudahan dalam 3 hari novelnya selesai dibaca, en tokh pada waktu itu diriku belum punya waktu untuk membaca. 3 hari jadi 1 minggu, 1 minggu jadi 2 minggu, barulah novel itu kembali padaku. Kok lama ya? Kata bokap, ceritanya seru, makanya nggak kelar-kelar. Waduh, padahal k'lo bokap bilang ceritanya seru... berarti itu seru beneran. Hmmm.... makin penasaran neh...
Akhirnya.... aku berkesempatan membaca novel itu. Halaman pertama, kedua, bab satu, bab dua... dalam waktu semalam novel itu kulalap habis, saking penasarannya. Benar, ceritanya seru banget... Yang membuat ketegangan dalam cerita itu makin seru adalah karena settingnya sangat dekat dengan keseharian kita, yaitu di bumi tercinta Indonesia, terutama di sekitar Jakarta. Banyak hal yang diceritakan dalam novel itu adalah cerminan dari realita yang terjadi di keseharian kita juga. Terlebih lagi, banyak detail-detail dalam novel yang terkait sejarah Indonesia yang membuat kita berpikir, apakah detail ini merupakan fakta atau bukan. Mungkin bisa dibilang bahwa novel ini adalah The Da Vinci Code versi VOC.
Jadi, sementara besok aku mau jalan-jalan mengelilingi Kota Tua Batavia bersama Sahabat Museum (untuk melihat lokasi novel Rahasia Meede sambil mencari terowongan yang ke arah Monas, hmmm.... :P), bokap mulai membaca novel ES Ito yang berjudul Negara Kelima (which is ternyata ini justru novel pertamanya ya?). Hmm... jadi ikutan penasaran, tapi kembali diriku harus sabar menunggu bokap selesai baca.... :-)
No comments:
Post a Comment