Sunday, October 18, 2009

Barang Handicraft di Korea

Beberapa minggu yang lalu, saya ikut training untuk UKM di Ansan, Korea Selatan. Karena jadwal training yang padat, saya tidak sempat jalan-jalan mencari toko yang jual alat-alat handicraft, padahal saya tahu betul Korea punya produk kit kristik (Sodastitch) dan benang rajut (seperti yang dijual di toko Crayon di Bandung).

Korea sangat terkenal dengan kerajinan jahit menjahit. Di majalah di pesawat, saya sempat baca bahwa ada ungkapan di Korea, seorang wanita Korea (tradisional) seumur hidupnya akan menjahit dan menjahit. Ungkapan itu tidak berlebihan adanya, karena hampir semua oleh-oleh khas Korea yang dijual di toko umumnya terbuat dari kain, dan dihias dengan teknik jahit tindas (quilt) atau bordir. Termasuk di antaranya adalah gantungan HP yang bentuknya macam-macam dan dibuat dalam aneka warna.

Waktu ada kesempatan jalan-jalan di Seoul, saya sempat menemukan satu toko grosiran benang rajut di pasar Namdaemun. Suasana pasarnya mengingatkan saya pada Pasar Asemka, jadi toko itu mungkin setara dengan toko Sunflower. Iseng-iseng saya tanya sama yang jual berapa harga benang rajutnya (sambil harap-harap cemas, apakah penjaga tokonya bisa bahasa Inggris...), dia bilang segulung 10.000 won (kalau di-kurs kira-kira Rp 80.000,-). Yah... klo harganya segitu, mendingan beli di tanah air, harganya sama aja, dan gak bikin muatan koper tambah penuh... (hikmah lainnya yang bisa saya ambil : cintailah produk dalam negeri Indonesia!)

Namun saya cukup beruntung, karena menjelang kembali ke Jakarta, kami sempat mampir di toko buku, dan saya dapat buku kristik berbahasa Korea yang harganya 15.000 won (dikurs sekitar Rp 120.000,-, masih lebih murah dibandingkan buku-buku di Kinokuniya, mengingat buku yang saya dapat lumayan besar dan tebal), itu pun dikorting lagi menjadi 5.800 won (sekitar Rp 47.000,-). Setelah sampai di rumah dan saya lihat-lihat lagi, rupanya bukunya dikorting karea di bagian belakang ada pola yang terlipat, di situ rupanya robek. Padahal robekannya di bagian yang kosong (jadi tidak mengganggu gambarnya), sementara bagian dalam bukunya saya lihat mulus-mulus aja. Lumayan...

Ada hal yang menarik yang saya temukan. Di asrama tempat kami menginap di Ansan, beberapa mobil menggantung hiasan kristik di kaca depan mobilnya, tepatnya di pojok kiri (kalau dilihat dari dalam mobil). Tadinya saya pikir untuk gaya-gayaan aja, sampai saya melihat ada sederet angka, dan angkanya beda-beda tiap mobil. Begitu saya bandingkan dengan mobil lain yang tidak menggantung hiasan kristik, rupanya di tempat yang sama terpasang stiker dengan sederet angka, mungkin itu semacam stiker langganan parkir atau apa lah. Ohhh... lucu juga ya...

2 comments:

joncell said...

wah bagus nih pengalamannya.. bisa nambah pengetahuan...

joncell said...

wah bagus nih pengalamannya... bisa nambah info...