Friday, October 18, 2013

Journey to Wonderful Indonesia through Indonesia.Travel



Indonesia, negeri yang sangat indah. Tak ada yang menyangkal akan keindahan Indonesia, baik dari segi alam maupun kekayaan budayanya. Namun saat ini masih banyak yang belum kenal Indonesia, bukan saja mereka yang berada di mancanegara, namun juga masih banyak orang-orang Indonesia yang belum mengetahui kekayaan alam dan budaya negerinya sendiri. Salah satu cara yang efektif untuk memperkenalkan Indonesia adalah melalui situs informasi pariwisata Indonesia.Travel

Ketika pertama kali saya memasuki situs ini, menurut pendapat saya situs ini seharusnya dapat menjadi sarana memperkenalkan Indonesia secara komprehensif, baik kepada dunia internasional maupun kepada bangsa Indonesia sendiri. Misalnya ketika saya yang tinggal di Jakarta ingin pergi ke Raja Ampat, idealnya saya bisa mencari informasi yang selengkap-lengkapnya dari web ini. Atau ketika rekan saya yang tinggal di London ingin mengunjungi Bandung, idealnya ia bisa mencari informasi dari web ini. 

Namun demikian, menurut saya masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Dari sisi desain web, Indonesia.Travel memiliki tampilan halaman pertama yang mencoba menarik perhatian mereka yang berkunjung, dengan menampilkan berbagai warna-warni Indonesia. Namun bagi saya, tampilan yang seharusnya menarik ini malah menjadi terlalu “berat”. Apabila halaman pertama situs dibuat lebih sederhana, halaman tersebut bisa dibuka lebih cepat, membuat orang lebih cepat mendapatkan informasi. Foto yang ditampilkan juga tidak perlu terlalu banyak, namun cukup sebagai “teaser” yang membuat pengunjung ingin memasuki situs lebih dalam lagi. Terlalu banyak widget yang tumpang tindih di halaman pertama membuat pengunjung agak kesulitan untuk berselancar. Saya juga mengalami kesulitan mencari pilihan bahasa, sehingga sebaiknya pilihan bahasa diletakkan di tempat yang mudah dilihat. Dan mengingat hari ini banyak orang yang mengakses situs melalui mobile device (ponsel dan tablet), sebaiknya dibuat laman khusus untuk mobile device yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah untuk dilihat bagi para pengguna mobile device.

Secara umum, situs ini sudah mencoba menampilkan informasi mengenai Indonesia yang cukup komprehensif. Informasi masing-masing destinasi sebenarnya sudah cukup lengkap, walaupun untuk beberapa destinasi wisata masih ada informasi yang kurang to-the-point, terkesan berbelit-belit, namun tidak detail. Saya juga banyak menemukan informasi yang kurang up-to-date, khususnya pada laman berbahasa Inggris, seperti informasi bandara di Sumatera Utara yang masih tertulis Polonia, masih ada Batavia Airline, dan bandara di Sorong yang sejak tahun 2005 berganti menjadi Domine Eduard Osok, namun masih tertulis bandara Jefman. 

Saya juga menemukan informasi yang kurang lengkap untuk destinasi-destinasi terkenal. Misalnya untuk mencapai Yogyakarta, dalam laman berbahasa Inggris tidak disebutkan mengenai bandara internasional Adisucipto. Contoh lainnya adalah propinsi Jawa Timur, tidak diberi keterangan bahwa entry point untuk menuju Jawa Timur dengan pesawat bisa melalui Surabaya dan Malang. Demikian juga untuk propinsi Papua Barat, seharusnya bisa disebutkan Sorong sebagai salah satu pintu gerbang propinsi tersebut (di samping Manokwari), karena jumlah penerbangan dari arah Barat menuju ke Sorong lebih banyak dibandingkan ke Manokwari. Menurut saya sayang sekali jika info-info praktis tersebut tidak dicantumkan, karena sebenarnya informasi tersebut dapat membuat perjalanan wisata kita menjadi lebih praktis, lebih efisien, dan lebih nyaman. Sebagai contoh, ketika saya mau menuju Kepulauan Raja Ampat, dari Jakarta saya tidak perlu naik pesawat dari Jakarta ke Ambon kemudian disambung dengan pesawat kecil dari Ambon ke Sorong, tetapi saya bisa naik Express Air yang terbang dari Jakarta langsung ke Sorong menggunakan Boeing 737-200. Biaya tiket pesawat saya bisa lebih hemat, dan saya tidak capek karena harus pindah-pindah pesawat.

Banyak keterangan pada konten yang menurut saya kurang terstruktur dan terlalu panjang, misalnya pada bagian “sekilas Indonesia” versi bahasa Indonesia. Kemudian ada beberapa kalimat yang menurut saya sebaiknya tidak dicantumkan, seperti ketika menyebutkan bangsa Eropa “menancapkan pemerintahan penjajahan dan pendudukan”, apakah kalimat ini akan menarik wisatawan Eropa untuk datang ke Indonesia? Kemudian ada beberapa hal yang menurut saya masih salah tempat, seperti di bagian “Iklim”, seharusnya tidak perlu dituliskan “Pastikan kunjungan Anda tidak bertepatan dengan hari libur seperti Idul Fitri”, karena hal tersebut tidak relevan dengan iklim. Informasi seperti ini tentunya lebih cocok apabila diletakkan di bagian “Tips”. 

Ada juga konten-konten yang bisa digabungkan, misalnya “Tips” dan “Do and Don’t”, dan dibuat baik dalam versi bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Mengapa Do and Don’t dalam bahasa Indonesia masih diperlukan? Menurut saya, masih banyak wisatawan Indonesia yang belum tahu anjuran atau larangan yang berlaku di beberapa tempat wisata, seperti misalnya wanita yang sedang berhalangan tidak dianjurkan untuk melihat-lihat ke dalam pura atau tempat yang dianggap suci di Bali. Atau bagi wanita yang akan mengunjungi mesjid untuk melihat-lihat, dianjurkan untuk mengenakan kerudung.

Saat saya memasuki laman “Trip Planner”, sayang sekali, halaman ini tampaknya tidak pernah diupdate. Fasilitas ini sebenarnya bisa sangat membantu, khususnya bagi para wisatawan yang tidak ingin repot merencanakan perjalanannya sendiri, atau mereka yang membutuhkan informasi tambahan mengenai transportasi dan akomodasi. Laman ini sebenarnya bisa dilengkapi dengan link website perusahaan yang terkait perjalanan wisata, seperti agen perjalanan, perusahaan penerbangan, kereta api, hotel, dan lain sebagainya.

Untuk Events, wisatawan tentunya tidak ingin menghadiri meeting atau seminar pariwisata. Kami sebagai wisatawan lebih berminat mengunjungi event-event yang unik, misalnya Bau Nyale di Lombok, Jember Fashion Carnaval, Festival Khatulistiwa di Pontianak, atau Sail Komodo. Seharusnya informasi event pariwisata seperti ini bisa lebih menonjol, sekaligus menarik minat wisatawan untuk hadir. Demikian juga dengan News, wisatawan umumnya lebih tertarik jika berita yang diperoleh adalah mengenai kegiatan pariwisata yang baru saja terjadi, dibandingkan berita tentang seminar pariwisata atau event kenegaraan yang tidak melibatkan wisatawan.

Salah satu hal yang membuat web Indonesia.Travel bisa lebih menarik adalah dengan memuat travel story yang ditulis oleh para wisatawan. Hal ini sudah dilakukan oleh beberapa portal pariwisata, seperti Detik Ttravel, Adira Faces of Indonesia, dan Citilink Story. Saya melihat laman ini sudah disiapkan, namun saya tidak bisa menemukan link untuk membaca travel story yang sudah dimuat. Travel story bisa menjadi sarana interaktif antara web Indonesia.Travel dengan para kontributornya, sekaligus menarik minat orang untuk berkunjung ke web tersebut. Bagi wisatawan, travel story seperti menjadi testimoni mengenai apa yang dialami atau dirasakan selama berada di tempat wisata. Untuk mengumpulkan travel story tersebut, bisa dilakukan dengan membuat kuis atau event, seperti yang telah dilakukan oleh banyak komunitas.

Dari hasil pengamatan saya, saya mengambil kesimpulan bahwa web Indonesia.Travel masih memiliki potensi untuk dikembangkan. Banyak hal yang bisa diperbaiki dan ditingkatkan, termasuk di antaranya memberikan informasi destinasi wisata yang komprehensif, namun to-the-point dan up-to-date. Selain itu masih banyak potensi yang bisa dikembangkan dalam membuat web ini bisa lebih interaktif, misalnya dengan mengadakan lomba travel story, lomba foto, atau kuis-kuis singkat tentang destinasi wisata Indonesia.


Referensi:
  1. Detik Travel
  2. Adira Faces of Indonesia
  3. Citilink Story