Wednesday, January 30, 2008

Kebon strawberry di Selabintana, yummy....

Sabtu 26 Januari 2008 yang lalu, kami pergi ke Selabintana (k'lo ada yang gak tahu Selabintana letaknya di mana, Selabintana itu 7 km dari Sukabumi ke arah utara), ceritanya bokap mau ada reuni-an Mahawarman. Seminggu sebelumnya, kami sudah mencari tahu dulu gimana caranya pergi ke sana naik kendaraan umum, karena rencananya aku sama adikku mau menyusul bokap dan nyokap (yang sudah pergi ke sana hari Jum'atnya). Ternyata gak ada bou... aneh sekali ke Sukabumi itu, bener-bener gak ada travel, gak ada bis eksekutif, jalur kereta api Bogor-Sukabumi juga ada tutup, adanya cuman angkot, elf dan bis ekonomi (yang berhenti di tiap tikungan). Terpaksa deh, memberangkatkan 1 mobil lagi dari rumah...

Sabtu pagi, nyusul nih ke Selabintana. Tol Jagorawi, lancarr.... di Ciawi, seperti yang sudah diprediksi, mulai terjadi antrian-antrian. Ditotal-total, perjalanan Jakarta-Sukabumi itu menghabiskan waktu 4 jam, dan yang 3 jam itu cuman dari Ciawi sampe' Sukabumi yang jaraknya cuman 50 km! (padahal udah ngirit jarak dan waktu dengan lewat tol JORR) Masa' jarak cuman 110 km dari Jakarta, waktu tempuhnya lebih lama daripada Jakarta-Bandung! Tapi karena emang udah siap-siap bakalan lama di jalan, jadi perbekalannya dah lengkap. Ada dodol coklat asli dari Aceh, kacang Rahayu asli dari Bali (oleh-oleh travelling sebelumnya), sama kue-kue lainnya.

Di jalan menuju Selabintana, tiba-tiba ditarikin retribusi! Ya ampun.... emangnya kita angkot??? Pas udah sampe' di hotel venue reuninya (tepatnya hotel pariwisata Selabintana, yang ada di dalam tempat wisatanya), ternyata bokap udah sampe' sana (dan berpesan, jangan lupa k'lo lewat gerbang hotelnya, bilang aja mau ikut acara reuni Mahawarman, biar kagak ditarikin bayaran). Di hotel Selabintana, tempatnya sih luas dan asik, cuman terlalu banyak orang (soalnya terbuka untuk umum). Karena satu dan lain hal, kami nggak nginep di situ, tapi di "sebelah"nya, tepatnya di hotel Pangrango (yang kondisi kamarnya lebih baik daripada hotel Selabintana, tapi harganya juga "jauh lebih baik"...). Bungalownya lucu juga (ini "lucu"nya orang Bandung nya'!), berbentuk rumah panggung, lantainya kayu, ada 2 kamar, lengkap ama TV, kulkas, termos air panas, dan kamar mandinya dilengkapi air panas.

Pada dasarnya di Selabintana itu enak banget, soalnya hawanya dingin (dah lama gak liburan ke tempat dingin, biasanya k'lo dinas ke tempat yang panasnya luar biasa...), sempet juga ngeliat kabut, dah lama bo gak liat kabut... Waktu liat websitenya hotel Pangrango, banyak obyek wisata yang seolah-olah deket dari hotelnya, seperti tea walk di perkebunan Warnasari, budidaya jamur merang (yang cuman 10 meter dari hotel, begitu kata websitenya), budidaya ikan koi, dlsb. Ehhh... pas disurvey (tepatnya mencari Pondok Halimun, dan pondoknya tetep aja gak ketemu), ternyata budidaya jamurnya dah tutup, perkebunan Warnasarinya juga jauh banget, apalagi Curug Cibeureumnya! (tepatnya kami dah sempet offroad sebentar di kebun teh, jalurnya jalan tanah dan cuman cukup untuk 1,25 mobil) Alah.... Tapi ternyata kami menemukan obyek lain yang gak ada di daftar obyek wisata hotel Pangrango : kebon strawberry.... hmmm....


Pas hari Minggu-nya, sementara yang reuni lagi punya acara, kami bikin acara sendiri : pergi ke kebon strawberry. Ternyata di jalur menuju Pondok Halimun itu ada 2 kebon strawberry, dan kami memilih satu yang keliatannya fasilitasnya paling lengkap dan paling rame. Ternyata emang bener, di tempat yang kita datangi jualan bibit strawberry, juice strawberry, souvenir strawberry, dan juga tanaman lain. Masuknya nggak bayar, strawberry-nya boleh metik sendiri (terus ditimbang dan dihargain Rp 6.000/ons), dan pohonnya yang boleh dipetik banyak bangettttt... (gak cuman seuprit seperti wisata strawberry lainnya di sekitar Bandung). Setelah "berjuang" di seantero kebon strawberry mencari strawberry yang besar dan merah, ternyata cuman kekumpul 1,5 ons... tapi strawberry-nya enak banget, segar dan manis, gak kaya' strawberry yang beli di Pasar Minggu...

Perjalanan pulang, yang kita perkirakan macet banget, ternyata jauh lebih cepat dari waktu berangkat. Untuk jalur Selabintana-Ciawi yang diperkirakan akan ditempuh dalam waktu 4 jam, ternyata karena jalannya lancar, cuman 2 jam perjalanan, jadi kami bisa mampir dulu untuk mengicipi makroni panggang di Bogor yang tersohor itu. Sayangnya, di Selabintana belum sempet wisata kuliner, jadi belum sempat makan bubur ayam Sukabumi di Sukabumi deh... (berarti harus balik ke Sukabumi dech...)